Alasan logis mengapa Prabowo memilih Sandi sebagai Cawapresnya

Teka-teki siapa cawapres mendampingi Prabowo Subianto menghadapi Pemilu 2019 terjawab sudah. Pada hari Kamis lalu yaitu tanggal 9 Agustus 2018 yang sempat tertunda pendeklarasian Capres dan Cawapres Prabowo Subianto yang dijadwalkan semula pada pukul 19.00 WIB, akhirnya sekitar pukul 23.30 WIB Prabowo Subianto mengumumkan dan mendeklarasikan dirinya dan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai capres dan cawapres yang mendampinginya di Pemilu 2019.

Tentu keputusan ini mengejutkan sebahagian orang. Sementara yang sebahagian orang lagi sempat terkejut sejenak tetapi akhirnya memahami mengapa prabowo akhirnya memilih sandiaga uno yang notabene saat itu masih menjabat sebagai wakil gubernur jakarta yang mendampingi Anis Baswedan. dan akhirnya beliau berhenti segera dari jabatannya sore sebelumnya.

Bagi yang terkejut menilai bahwa keputusan prabowo subianto memilih sandiaga uno telah mengecewakan ulama dan pendukungnya yang semestinya prabowo memilih pendampingnya dari kalangan ulama yang sempat ditawarkan kepada ustadz abdussomad (UAS) tetapi beliau kabarnya menolak tawaran tersebut. Kan masih ada ustadz Salim Segaf Al-Jufri yang telah diusulkan oleh ijtima` ulama.

Sedangkan bagi kalangan yang sempat terkejut kemudian segera memahami alasan prabowo akhirnya memilih sandiaga uno sebagai cawapresnya bahwa keputusannya sudah tepat dan tetap mendukung beliau (Prabowo-Sandi) dalam memenangkan pemilu 2019. Keputusan yang cerdas dan tidak mangkrak.

Mengapa demikian ?
Menurut beberapa sumber dan pengamatan penulis sendiri bahwa keputusan prabowo subianto sebenarnya tidak melukai dan mengecewakan terutama ulama yang selama ini bersamanya. Bahkan keputusan itu sudah benar dan pas. Karena pada pasangan Joko widodo (jokowi), disana ada KH. Ma`ruf Amin sebagai cawapresnya yang telah dahulu mendeklarasikan pasangannya. Maka apabila prabowo subianto tetap ngotot memilih dari kalangan ulama sudah dipastikan pendukung dari kalangan ummat Islam khususnya terpecah nyata. Dan mudharatnya lebih besar.

Kalau dibaca dan dipahami secara jujur, kedua pasangan ini sudah fair dan bermartabat. Prabowo-Sandi (Militer-Sipil) dan Jokowi-Ma`ruf Amin (Sipil-Ulama). Udah paslah itu. dan walaupun tidak ada jaminan bentrok di arus bawah tetapi setidaknya memberikan sedikit "pendinginan" yang selama ini istilah "cebong - kampret" terus saja bergulir sejak pilkada gubernur jakarta kemarin.

Akhirnya, penulis berkesimpulan bahwa disitulah kecerdasan prabowo dan tim koalisinya dalam mengambil keputusan yang sebetulnya harapan pendukung beliau semestinya mengambil pendampingnya dari kalangan ulama, tetapi beliau memilih dengan sangat berani Sandiaga Uno sebagai cawapresnya yang latarbelakang pengusaha rasa ulama.

Yang terpenting persatuan dan kesatuan tetap terpelihara dan semoga Pemilu 2019 bermartabat dan mampu menghasilkan pemimpin yang terbaik.

Comments