Memperingati Hari Valentine pada setiap tanggal 14 Februari

Pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya, sebahagian ummat manusia memperingati dan merayakannya sebagai Valentine Day yang artinya Hari Kasih atau Berkasih Sayang. Dimana bentuk kegiatannya diisi dengan pasangan muda mudi, tua tui (pria wanita dewasa) dan dari berbagai tingkat usia dengan tukaran coklat, bunga dan terkadang menjurus kepada tukaran pasagan dan free sex (sex bebas). Bahkan sesama jenispun (lebian dan Gay) di beberapa negara merayakan Valentine Day dengan cara demikian.

Sebenarnya hari dan acara tersebut tidak ada masalah. Karena memperingati hari kasih sayang kalau dimaknai positif tidak mengapa. Maksudnya barangkali yang namanya manusia kan ada sifat lupa. Lantas diingatkan pada sebuah hari tertentu bahwa pentingnya berkasih sayang terhadap sesama. Terutama kepada pasangan hidup dan keluarga. Itu saja sebenarnya substansi dari kegiatan yang dimaksud.

Namun praktiknya yang terjadi kemudian timbul persoalan dan permasalahan dalam hari kasih sayang tersebut. Diantaranya ;
1. Ada Unsur perzinahan dan melegalkan hubungan intim yang bukan pasangan resmi
2. Sejarah sebenarnya justru Valentine Day itu bukanlah hari kasih sayang.
3. Dalam Islam (sebagai ummat Islam), hari kasih sayang tidak dikenal dalam ajaran dan tradisi Islam. Sejak zaman Nabi, Shahabat dan Dinasti Islam.

"Tetapi apabila hanya "diperingati" tanpa perayaan sebagai momentum perbaikan silaturrahim antara anak dengan orang tua atau sebaliknya, itu lebih baik. Atau diisi dengan kegiatan Diskusi tentang "bahaya hubungan bebas tanpa akad", sangat dianjurkan diadakan di sekolah-sekolah yang notabene siswa siswi yang latah ikutan dalam perayaan Valentine Day (Hari kasih Sayang)"

Maka hendaknya Ummat Islam khususnya agar tidak ikut-ikutan (latah) dan mengadakan hari kasih sayang dengan meniru budaya yang bertentangan dengan ajaran dan tradisi Islam. Alasannya adalah;
1. Perzinahan itu dilarang
2. Berkasih sayang itu tidak hanya dikhususkan pada hari-hari tertentu. Bahkan semestinya sepanjang hari sampai kiamat.
3. Berkasih sayang bukanlah identik dengan pasangan yang bukan mahrom (belum resmi sebagai suami istri). Namun kepada menyayangi orang tua dan keluarga dengan cara memperbaiki hubungan silaturrahim.

Barangkali inilah alasan utama bahwa Ummat Islam, khususnya muda mudi pria dan wanita yang bukan suami istri sebaiknya tidak ikut-ikutan mengadakan hari kasih sayang dengan model menjurus perzinahan dan sex bebas. Tetapi apabila hanya diperingati tanpa perayaan sebagai momentum perbaikan silaturrahim antara anak dengan orang tua atau sebaliknya, itu lebih baik. Atau diisi dengan kegiatan Diskusi tentang bahaya hubungan bebas, sangat dianjurkan diadakan di sekolah-sekolah yang notabene siswa siswi yang latah ikutan dalam perayaan Valentine Day (Hari kasih Sayang)

"Kesimpulannya adalah Aktifkan akal Sehat bahwa tidak semuanya perayaan dan kegiatan yang umumnya dilaksanakan orang-orang itu baik untuk moral dan akidah sebagai orang Islam. Agar tidak terjebak kepada taqlid buta, pendangkalan aqidah, pelegalan zina dengan mencari asal usul kegiatan yang dimaksud."

Bagi Islam, berkasih sayang itu hakikatnya memelihara hubungan sesama manusia dengan saling menghormati, saling menghargai yang kemudian disebut dengan Ta`aruf seperti yang ditegaskan Allah dalam Quran Surah Al Hujurat ayat 13 sepanjang hayat. Bukan pada hari tertentu.

Semoga bermanfaat.

Comments