Dalam keseharian, manusia disibukkan dengan berbagai aktivitas sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Ada yang berprofesi sebagai guru, pegawai, pekerja dan lain-lainnya. termasuk juga tidak bekerjapun ada. Pokoknya hari-hari itu manusia dalam beraktivitas. Sehingga terciptalah kehidupan.
Ketika ditanya, apalah yang anda cari dari yang anda kerjakan itu ? Harta ? Wanita ? Tahta ?. Mungkin sebahagian ada yang geleng-geleng menandakan tidak setuju dan sebahagian lagi mengangguk-angguk menandakan setuju.
Melihat ujung-ujung dari aktivitas yang dilakukam manusia itu berharap penghasilan atau upah. Dan dengan upah itu maka kebutuhan hidup seperti makan, minum, pakaian dan lain sebagainya berasal dari situ (upah atau gaji). Termasuk mau menikah juga berharap dari upah yang dikumpulkan.
Bagi orang yang beragama maka digunakan upah itu juga digunakan untuk beribadah di samping kebutuhan sehari-hari. Dengan harta, digunakanlah untuk berinfak, bersedekah, berzakat, berhaji dan umrah, berqurban.
Maka yang dapat disimpulkan bahwa secara jujur iya bahwa yang dicari manusia itu adalah harta, wanita dan tahta. Dengan harta bisa berinfak. dengan wanita menambah keturunan dan tahta dari situ bisa memanfaatkan kedudukannya untuk kebaikan.
Persoalannya adalah bagaimana memperolehnya ? dan setelah memperolehnya bagaimana menggunakannya ? itu dia kata kuncinya.
Cermati firman Allah berikut ini yang artinya;
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al-Maaidah: 35)
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Al-Jumu'ah: 10)
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (Al-Baqarah: 172)
Jadi, kesimpulannya adalah yang dicari manusia itu adalah harta, wanita dan tahta dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dan bekalnya menuju akhirat sebagai hamba Allah yang bertakwa. Jangan malas dibalik "kezuhudan". Wallaahu a`laam.
Ketika ditanya, apalah yang anda cari dari yang anda kerjakan itu ? Harta ? Wanita ? Tahta ?. Mungkin sebahagian ada yang geleng-geleng menandakan tidak setuju dan sebahagian lagi mengangguk-angguk menandakan setuju.
Melihat ujung-ujung dari aktivitas yang dilakukam manusia itu berharap penghasilan atau upah. Dan dengan upah itu maka kebutuhan hidup seperti makan, minum, pakaian dan lain sebagainya berasal dari situ (upah atau gaji). Termasuk mau menikah juga berharap dari upah yang dikumpulkan.
Bagi orang yang beragama maka digunakan upah itu juga digunakan untuk beribadah di samping kebutuhan sehari-hari. Dengan harta, digunakanlah untuk berinfak, bersedekah, berzakat, berhaji dan umrah, berqurban.
Maka yang dapat disimpulkan bahwa secara jujur iya bahwa yang dicari manusia itu adalah harta, wanita dan tahta. Dengan harta bisa berinfak. dengan wanita menambah keturunan dan tahta dari situ bisa memanfaatkan kedudukannya untuk kebaikan.
Persoalannya adalah bagaimana memperolehnya ? dan setelah memperolehnya bagaimana menggunakannya ? itu dia kata kuncinya.
Cermati firman Allah berikut ini yang artinya;
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al-Maaidah: 35)
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Al-Jumu'ah: 10)
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (Al-Baqarah: 172)
Jadi, kesimpulannya adalah yang dicari manusia itu adalah harta, wanita dan tahta dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dan bekalnya menuju akhirat sebagai hamba Allah yang bertakwa. Jangan malas dibalik "kezuhudan". Wallaahu a`laam.
Comments
Post a Comment